Breaking News
Loading...

Perjalanan

Share on Google Plus

Pernah denger lagunya Ebit G Ade yg ini gak:
     Perjalanan ini, terasa sangat menyedihkan. Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan... (lanjutin sendiri)

Saya yakin mostly people doyan sama yang namanya jalan-jalan. Termasuk saya. Walaupun gak punya uang, lagi sibuk ato lagi gak punya temen, pasti di pikiran kita ada terlintas ingin jalan-jalan, terlepas apakah akhirnya kita melakukannya atau tidak.

Saya suka jalan-jalan kemana saja, ke Pantai Anyer, ke Pelabuhan Ratu, ke Pulau Seribu, ke Bukittingii, ke Pare-Kediri, ke Gunung Bromo, ke berbagai mall, bahkan ke Arab Saudi. Buat saya, jalan-jalan itu menyenangkan. Selain sekedar melepas penat menjalani rutinitas yang monoton, mengagumi alam yang luar biasa, menghirup udara segar, sampai sekedar hanya kongkow-kongkow bersama kerabat.

Perjalanan bisa dilakukan oleh teman-teman, sanak saudara, atau dengan keluarga. Perjalanan memang semakin menyenangkan bila kita bisa berbaginya dengan orang lain. Jadi bener juga tu kutipan lagu di atas, mungkin saat dalam perjalanan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, melelahkan, bahkan tak jarang membuat kita terkadang kapok dengan segala kepenatan dalam perjalanan. Tapi kalau perjalanan dilakukan bersama, ramai-ramai, pasti segala keruwetan dan kelelahan dalam perjalanan tak begitu terasa.

Perjalanan tentu butuh persiapan. Baik persiapan dalam hal finansial, persiapan kebugaran dan kesehatan fisik, sampai persiapan barang-barang apa saja yang diperlukan untuk di bawa dalam perjalanan. Seperti pengalaman saya ketika naik gunung Bromo. Tujuan perjalanan kita waktu itu adalah melihat sun rise di atas puncak gunung yang berada di Kediri-Jawa Timur itu. Karena perjalanan yang akan kita tempuh adalah perjalanan malam hari, maka berbekal segala informasi dari teman yang sudah berpengalaman sebelumnya, kami pun mempersiapkan jaket, uag yang cukup untuk menyewa sarung tangan dan jaket kutub, dan untuk membeli mie instan dan teh panas untuk mengganjal perut yang keroncongan dikala dingin. Oia, kami pun sudah berniat ingin membeli buah tangan untuk orang rumah sebagai tanda kalau kami benar-benar ke sana.

Dari perbekalan tersebut, kami pun siap untuk mendaki gunung di malam hari yang dinginny sampai menusuk tulang itu. Dengan persiapan yang cukup, kami tak perlu khawatir akan hal-hal yang mengkhawatirkan. Nah disini sedikit akan saya singgung tentang sebuah perjalanan yang sama tapi sedikit menggeser sudut pandang.

Hidup adalah sebuah perjalanan. Kita butuh persiapan untuk menjalaninya dan juga untuk bersiap mencapai puncaknya, yaitu akhirat. Karena perjalanan hidup tidak selurus dan semulus jalan tol, mala kita butuh mengambil pilihan-pilihan dalam hidup. Dan pilihan hidup pasti penuh dengan hal benar dan salah. Maka kita butuh guide untuk menuntun perjalanan panjang yang dinamakan kehidupan ini. Dan baiknya Allah, Dia kasih kita manual book untuk kita pelajari dan amalkan agar perjalanan kita tidak tersesat dan menemui jurang kehancuran atau jalan buntu. Allah kasih kita Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai petunjuk lengkapnya.


You Might Also Like

0 komentar

About me

Like us on Facebook